Postingan

Asal Usul Danau Toba

Gambar
Di Sumatera Utara terdapat danau yang sangat besar dan ditengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau. Danau itu bernama Danau Toba sedangkan pulau ditengahnya dinamakan Pulau Samosir. Konon danau tersebut berasal dari kutukan dewa. Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar. Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan men

Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu

Gambar
Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya. Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahk

Pelangi Di Malam Hari (Vidi Aldiano)

Gambar
Apa saja yang membuatmu bahagia Telah ku lakukan untukmu Demi mengharapkan cintamu Kini ku bagai menanti Datangnya pelangi Di malam hari yang sepi Ku sadari yang telah ku lakukan Membuat hatimu terpenjara Dan tak kuasa ku membukanya Walau seluruh dayaku ingin bersamamu Kunci hatimu patah tak terganti Cinta tak harus memiliki Tak harus menyakiti Cintaku tak harus mati Oh cinta Tak harus bersama Tak harus menyentuhmu Membiarkan dirimu dalam bahagia Walau tak disampingku Itu ketulusan cintaku

Nuansa Bening (Vidi Aldiano)

Gambar
Oh..tiada yang hebat dan mempesona Ketika kau lewat di hadapanku Biasa saja... Waktu perkenalan lewatlah sudah Ada yang menarik pancaran diri Terus mengganggu Mendengar cerita sehari-hari Yang wajar tapi tetap mengasyikkan Reff : Kini terasa sungguh Semakin engkau jauh Semakin terasa dekat Akan ku kembangkan Kasih yang kau tanam Di dalam hatiku Oh, tiada kejutan pesona diri Pertama kujabat jemari tanganmu Biasa saja... Masa pertalian terjalin sudah Ada yang menarik bayang-bayangmu Tak mau pergi Dirimu nuansa-nuansa ilham Hamparan laut tiada bertepi Menatap nuansa-nuansa bening Tulusnya doa bercinta

Bengawan solo (Gesang)

Gambar
Bengawan Solo Riwayatmu ini Sedari dulu jadi... Perhatian insani Musim kemarau Tak seberapa airmu Dimusim hujan air.. Meluap sampai jauh Mata airmu dari Solo Terkurung gunung seribu Air meluap sampai jauh Dan akhirnya ke laut Itu perahu Riwayatnya dulu Kaum pedagang selalu... Naik itu perahu

Dakwah Tidak Boleh Meninggalkan Budaya Lokal

Gambar
Jakarta – Kajian tentang dakwah Muhammadiyah dan budaya lokal, Kamis (18/02/2010) di Kampus Univ. Muhammmadiyah Jakarta mengemuka khususnya ketika berhadapan dengan Globalisasi. Dr. Muslich menyarankan agar dalam menghadapi pluralisme budaya bangsa hendaknya Muhammadiyah sebagai persyarikatan yang komitmen terhadap amar ma’ruf nahi munkar, perlu melakukan revitalisasi dakwah kultural sebagai bagian khitah perjuangan, agar tidak terasa kering. Menurut Muslich dalam Seminar bertema Peran Muhammadiyah dalam Perkembangan Global tersebut, kadang dengan visi pemberantasan Tahayul Bid’ah dan Churofat (TBC) , Muhammadiyah kurang menyambut baik, bahkan dinilai sebagai Bodozer bagi perkembangan budaya lokal dan adat istiadatnya. “Perlu menggagas visi baru Muhammadiyah untuk merumuskan kembali sentuhan spiritual yang humanis dalam konteks ke Indonesiaan dengan filter Al Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad SAW” katanya. Salah satu yang dicontohkan oleh Muslich adalah terlepasnya perhatian Muhammad