Postingan

Nuansa Bening (Vidi Aldiano)

Gambar
Oh..tiada yang hebat dan mempesona Ketika kau lewat di hadapanku Biasa saja... Waktu perkenalan lewatlah sudah Ada yang menarik pancaran diri Terus mengganggu Mendengar cerita sehari-hari Yang wajar tapi tetap mengasyikkan Reff : Kini terasa sungguh Semakin engkau jauh Semakin terasa dekat Akan ku kembangkan Kasih yang kau tanam Di dalam hatiku Oh, tiada kejutan pesona diri Pertama kujabat jemari tanganmu Biasa saja... Masa pertalian terjalin sudah Ada yang menarik bayang-bayangmu Tak mau pergi Dirimu nuansa-nuansa ilham Hamparan laut tiada bertepi Menatap nuansa-nuansa bening Tulusnya doa bercinta

Bengawan solo (Gesang)

Gambar
Bengawan Solo Riwayatmu ini Sedari dulu jadi... Perhatian insani Musim kemarau Tak seberapa airmu Dimusim hujan air.. Meluap sampai jauh Mata airmu dari Solo Terkurung gunung seribu Air meluap sampai jauh Dan akhirnya ke laut Itu perahu Riwayatnya dulu Kaum pedagang selalu... Naik itu perahu

Dakwah Tidak Boleh Meninggalkan Budaya Lokal

Gambar
Jakarta – Kajian tentang dakwah Muhammadiyah dan budaya lokal, Kamis (18/02/2010) di Kampus Univ. Muhammmadiyah Jakarta mengemuka khususnya ketika berhadapan dengan Globalisasi. Dr. Muslich menyarankan agar dalam menghadapi pluralisme budaya bangsa hendaknya Muhammadiyah sebagai persyarikatan yang komitmen terhadap amar ma’ruf nahi munkar, perlu melakukan revitalisasi dakwah kultural sebagai bagian khitah perjuangan, agar tidak terasa kering. Menurut Muslich dalam Seminar bertema Peran Muhammadiyah dalam Perkembangan Global tersebut, kadang dengan visi pemberantasan Tahayul Bid’ah dan Churofat (TBC) , Muhammadiyah kurang menyambut baik, bahkan dinilai sebagai Bodozer bagi perkembangan budaya lokal dan adat istiadatnya. “Perlu menggagas visi baru Muhammadiyah untuk merumuskan kembali sentuhan spiritual yang humanis dalam konteks ke Indonesiaan dengan filter Al Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad SAW” katanya. Salah satu yang dicontohkan oleh Muslich adalah terlepasnya perhatian Muhammad