Postingan

McDonald's Tarik 12 Juta Gelas Shrek

Los Angeles - Restoran cepat saji, McDonald's menarik 12 Juta gelas minum yang mempromosikan film Shrek terbaru mulai hari ini, Jumat (4/6). Gelas itu ditarik karena cat untuk menggambar figur dalam film Shrek di gelas tersebut mengandung logam beracun, cadmium.   Logam beracun Cadmium itu terkandung dalam cat bisa meresap masuk ke tangan anak lalu masuk dapat dengan sangat mudah masuk ke tubuh apalagi bila anak tidak mencuci tangannya. Cadmium dapat merusak hati, ginjal, paru-paru, sistem syaraf dan otak. Gelas berukuran 454 gram dijual dengan harga US$ 2. Gelas tersebut tersedia dalam empat desain yang menggambarkan karakter utama dalam film animasi, Shrek. Juru bicara McDonald's Amerika Serikat, Bill Whitman menyatakan pihaknya tetap yakin bahwa gelas tersebut tidak berbahaya. »Namun, untuk memastikan pelanggan menerima produk yang aman dari kami, maka kami membuat keputusan untuk menghentikan penjualan dan menarik gelas ini,” ujarnya.

Empat Petani Bergulat dengan Buaya Ganas

Mamuju: Empat petani bergulat mengalahkan seekor buaya selama delapan jam di Mamuju, Sulawesi Barat. Mereka resah karena selama ini buaya sepanjang enam meter lebih itu selalu menguras isi tambak petani seperti udang dan ikan bandeng. Ratusan warga Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, memenuhi lokasi pertempuran yang tak jauh dari permukiman. Para penonton yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak ini baru berani mendekat setelah hewan reptil raksasa berdiameter 95 sentimeter itu diikat. Kejadian ini bermula ketika Asseng, petani setempat, mencurigai adanya pencuri di lokasi tambak. Pada malam hari, ia pun mengintai kawasan tersebut dengan seksama. Namun ia kaget setengah mati saat menemukan bahwa seekor buaya ganas adalah sang pencuri selama ini. Tidak ada warga yang terluka dalam insiden ini. Buaya besar yang berasal dari Sungai Bambu itu diduga kekurangan makanan sehingga turun ke permukiman. Hingga Senin (7/6), petugas balai penangkaran setempat belum melakukan peninjauan.

Seorang Nelayan Tewas Terjerat Jaring Sendiri

Muhammad Ali (45), nelayan di Tanjung Smalantanakan, Pamukan Selatan, Kotabaru, Kalimantan Selatan, Sabtu sore kemarin, tewas akibat kakinya terjerat oleh jaring yang dipasangnya sendiri. "Dugaan sementara, Ali tenggelam akibat kakinya terjerat jaring `gondrong` miliknya sendiri," kata Kepala Desa Tanjung Smalantakan, H Masiara Amin, kepada ANTARA di Kotabaru, Minggu. Peristiwa yang merenggut jiwa suami Hasnawati itu, kata dia, diperkirakan terjadi sekitar Santu, pukul 17.30 Wita di perairan Teluk Pamukan. Bapak dari empat orang anak itu baru dapat dievakuasi nelayan ke rumah korban di Tanjung Smalantakan, dari Teluk Pamukan, Sabtu sekitar pukul 20.30 Wita. Masiara menjelaskan, ditemukannya jenazah korban itu bermula, saat Iyus, seorang nelayan yang juga tetangga korban mencurigai perahu milik Muhammad Ali tidak bergerak sejak sore hari. "Setelah didekati ternyata Ali tidak ada di dalam perahu," ujarnya. Merasa penasaran, Iyus memanggil kakak ipar Ali, yakni,

Walhi: Moratorium Dua Tahun Tidak Cukup

Gambar
Organisasi masyarakat peduli lingkungan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menegaskan moratorium selama dua tahun yang menjadi komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak cukup untuk memperbaiki kerusakan hutan Indonesia. "Tidak cukup kalau hanya dua tahun moratorium. Keberhasilan moratorium bukan diukur dengan waktu," kata Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Berry N Furqon, di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan konsep Walhi untuk memperbaiki kerusakan hutan lebih melihat pada indikator dan kriteria yang diselesaikan. "Tidak bisa kalau patokannya waktu". Selain itu, ia mengatakan penyelamatan hutan juga tidak boleh berpatokan pada dana bantuan, tetapi menjadi kesadaran pemerintah bahwa hal tersebut merupakan tugas pemerintah. Pembenahan regulasi, manajemen kehutanan, reformasi hukum, reformasi agraria, menurut Berry, harus dilakukan. "Termasuk juga pemerintah harus tegas dalam masalah pasok kayu pada industri, semua harus dilaksanakan secara lestari," lan

Chace Crawford Tertangkap Bawa Ganja

Aktor pemeran karakter Nate Archibald di serial Gossip Girl, Chace Crawford, tertangkap membawa ganja, Jumat pagi di Plano, Texas. Menurut Us Magazine, aktor berusia 24 tahun itu ditahan lepas tengah malam, dari sebuah Nissan yang parker di depan Ringo’s Pub. Ia kedapatan membawa kurang dari dua ons ganja. Menurut TMZ, aktor asli Texas yang kini tinggal di New York itu sedang bersama seorang teman saat mereka menyalakan linting ganja. Tetapi, Crawford sudah keluar dari tahanan di atas jam 1 malam setelah membayar jaminan. Juru bicara Crawford belum memberi komentar apa-apa. Tetapi foto Crawford dengan baju tahanan warna oranye sudah menghiasi jagat maya. “Dia tidak ditahan,” kata seorang petugas polisi Plano pada E! News. “Dia sudah membayar jaminan.” Hukuman maksimal untuk kepemilikan ganja adalah penjara 180 hari dan denda $2,000. Ironisnya, Crawford rencananya akan bermain sebagai seorang pengedar obat bernama White Mike dalam film Twelve yang akan rilis 2 Juli nanti di Amerik

Satgas: Suap Bakrie Harus Diusut

Gambar
Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Deny Indrayana mengatakan, pernyataan tersangka kasus korupsi  Gayus Tambunan soal suap yang diterimanya dari sejumlah perusahaan Grup Bakrie harus ditindaklanjuti penyelidik Polri. "Informasi itu sepihak dari Gayus dan harus diverifikasi. Tetapi saya yakin penyidik kepolisian yang dipimpin Mathius Salempang (Ketua Tim Penyidik Mabes Polri Irjen Mathius Salempang) akan melakukannya," kata Deny di Jakarta, Jumat (4/6/2010). Menurut Denny, tim penyidik Polri harus mencari apakah informasi yang diungkap Gayus sesuai dengan fakta atau tidak. "Biar proses hukum yang harus membuktikan," katanya. Sebelumnya diberitakan, tiga perusahaan Grup Bakrie diduga menyetor tujuh juta dolar AS atau sekitar Rp 65 miliar untuk "membereskan" persoalan pajak mereka. Dana itu dialirkan melalui Gayus H. Tambunan, tersangka korupsi dan pencucian uang. Kemudian, duit itu mengalir ke sejumlah pejabat Direktorat Jenderal Pajak, di anta

Keluarga dan Kerabat Doakan Hasan Tiro

Aceh Besar: Doa bersama untuk mendiang Teungku Muhammad Hasan di Tiro alias Hasan Tiro masih berlangsung hingga Jumat (4/6) malam. Acara digelar di tiga tempat. Pertama, makam Hasan Tiro di Meureu, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. Serta, rumah keluarga almarhum deklarator Gerakan Aceh Merdeka tersebut dan kediaman Ketua DPRD Aceh. Di sela-sela doa bersama, pihak keluarga menyatakan anak dan istri Hasan Tiro yang berada di Amerika Serikat, tidak bisa ke Indonesia. Menurut keluarga, anak Hasan Tiro yang bernama Karim harus mengurus ibunya yang sudah mulai uzur. Di AS, Karim menjadi dosen di sebuah universitas di Ohio.(